Surabaya ( Berita ) : Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Jawa
Timur menyambut Konferensi Perempuan Internasional di Tunisia pada 10
Maret 2012, dengan menggelar “Forum Muslimah untuk Peradaban” (Formuda)
di Surabaya pada tanggal yang sama.
“Formuda yang kami selenggarakan juga
membahas tema yang sama dengan Konferensi Perempuan Internasional di
Tunisia, itu yakni ‘Khilafah: Model Cemerlang Bagi Hak-hak Perempuan dan
Peran Politiknya’,” kata Ketua DPD I Muslimah HTI Jatim, Nurul Izzati
di Surabaya, Jumat [09/03].
Dalam konferensi dan forum yang bertepatan dengan Hari Perempuan
Internasional itu, Muslimah Hizbut Tahrir di seluruh dunia mengumumkan
kampanye global tentang “Khilafah” sebagai model bagi pengakuan atas
hak-hak perempuan dan peran politiknya.
“Para perempuan dari kalangan politisi dan tokoh-tokoh perempuan akan
membahas satu sistem Khilafah sebagai sistem yang memiliki kemampuan
untuk mewujudkan hak-hak perempuan serta mengatasi berbagai
persoalannya,” paparnya.
Tujuan dari kampanye itu adalah untuk mengedepankan solusi praktis
yang mampu diberikan oleh Khilafah pada berbagai masalah politik,
ekonomi dan sosial yang dihadapi perempuan di dunia Islam dan di
berbagai tempat lain.
“Acara itu juga dimaksudkan untuk membantah tuduhan dan rekayasa
tentang Islam dan penindasan Islam terhadap perempuan. Justru hanya
sistem Khilafah-lah yang menjamin hak-hak perempuan secara nyata, tak
hanya retorika,” tukasnya.
Dalam siaran persnya, Kantor Pusat Media Hizbut Tahrir menyebutkan
konferensi di Tunisia itu juga akan mendengarkan pesan dalam bentuk
video dari Muslimah Hizbut Tahrir dari Afrika Utara, Eropa, Timur
Tengah, Pakistan, Indonesia, Rusia, Australia, dan lainnya.
Anggota Kantor Pusat Media Hizbut Tahrir, Dr Nasreen Nawaz,
mengatakan kaum perempuan di seluruh dunia Islam selama beberapa dekade
sesungguhnya telah menghadapi penindasan, kemiskinan dan penghinaan di
bawah rezim represif yang korup dan sistem ekonomi yang sudah usang.
Berbagai pemerintahan di timur dan barat, utara dan selatan, telah
menutup mata dan membiarkan pelanggaran terhadap hak perempuan dan
bahkan melucuti hak-hak dasar mereka.
Semua sistem monarki, republik, demokrasi, dan kediktatoran selama
delapan dekade terakhir telah gagal menjamin kehidupan yang layak dan
menghormati perempuan.
“Dari Tunisia yang dianggap Barat sebagai pelopor sekularisme terkait
hak asasi perempuan, Muslimah Hizbut Tahrir menargetkan untuk
menunjukkan bahwa sistem pemerintahan Islam adalah satu-satunya model
yang mampu melindungi hak-hak perempuan,” katanya. (ant )
Sumber: http://beritasore.com
Sumber: http://beritasore.com
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !